Selasa, Oktober 02, 2007

fotografi - past and present

Fotografi yang dalam ejaan bahasa Inggris adalah Photography, berasal dari kata (Photo) yang artinya cahaya, dan (Graph) yang artinya gambar. Jika digabungkan makna dari fotografi, kurang lebih berarti, menggambar atau melukis dengan cahaya.

Sejarah Singkat

Di mulai sejak kurang lebih 150 tahun yang lalu, yakni pada tahun 1839 di sebuah negara bernama Perancis. Dunia mengakui penemu pertama kali teknik fotografi dengan pelat logam adalah Louis Jacques Mande Daguerre, yang berhasil merekam gambar dua dimensi seperti yang dilihat oleh mata ke dalam bentuk pelat logam yang permanen. Penemuan ini pun langsung di sebar secara cuma-cuma lewat Perancis ke

seluruh penjuru dunia.

Setelah dilakukan penelitian, ternyata penemuan Daguerre ini bukanlah murni penemuannya sendiri. Karena di tahun 1826, Joseph Nicephore Niepce tercatat berhasil menciptakan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah umat manusia. Foto tersebut berjudul "View From Window at Grass". Dan hingga kini foto tersebut masih tersimpan di University of Texas di austin, AS.

Niepce membuat foto tersebut dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya sendiri. Pelat logam tersebut kemudian dis

inari dalam sebuah kamera obscura sampai beberapa jam hingga tercipta sebuah gambar. Metode Niepce ini agak sulit diterima orang umum, karena lama penyinaran dengan kamera obscura ini bisa sampai tiga hari.

Kemudian di tahun 1827, Daguerre bekerja sama dengan Niepce untuk menyempurnakan temuannya tersebut. Kelak dikemudian hari disebut dengan heliografi. Dalam bahasa Yunani. (helios) artinya matahari dan (graphos) ar

tinya menulis. Selanjutnya di tahun 1833, Nipece meningal dunia. Dan oleh karenanya Daguerre pun bekerja sendiri menyempurnakan teknik fotografi yang sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya diumumkan hingga ke seluruh dunia.


Fotografi Modern

Perkembangan kamera dalam fotografi pun telah bergulir dengan cepat. Di mulai sejak era kamera analog atau kamera film. Kamera film yang paling terkenal adalah yang memiliki format 35 mm, atau yang sering dipakai oleh kebanyakan orang. Jenis film-nya pun terbagi atas, BW (Black and White) atau film dengan format hitam putih, kemudian munculah filn negatif berwarna (yang paling populer) hingga saat ini, lalu ada juga film positif atau yang biasa disebut slide. Film ini sedikit lebih mahal dan warna-warna yang dihasilkan pun lebih bagus karena dapat menangkap rentang kontras yang lebih luas.

Kemudian di tahun 1996 munculah sebuah revolusi dalam perkembangan fotografi modern, yakni dengan dikeluarkannya kamera dengan format digital. Kamera digital ini dengan cepat langsung menggusur kamera berformat film. Selain mudah digunakan, melalui sebuah kamera digital, sang juru foto dapat dengan langsung melihat hasil jepretannya tanpa harus menunggu beberapa jam untuk proses cetak foto.

Kehadiran kamera digital yang langsung diterima dengan cepat oleh masyarakat, menimbulkan sebuah fenomena tersendiri. Jika dahulu seorang fotografer harus belajar dengan susah payah hanya untuk menjadi seorang fotografer, kini siapapun dapat dengan mudah menjadi fotografer dadakan alias instan.

Perkembangan teknologi digital yang mulai merambah alat komunikasi seperti handphone, yang dikemas dengan tambahan fitur kamera pun menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Negatif atau Positif?

Reaksi yang timbul atas fenomena fotografi yang kini telah beralih ke era digital, banyak menimbulkan pro kontra di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya adalah semakin mudahnya penyebaran pornografi kepada masyarakat umum. Media penyebaran yang paling mudah? Yah, apalagi kalau bukan handphone selular.

Belum reda di telinga kita bagaimana dahsyatnya skandal salah satu pejabat tinggi negara yang sedang berpose (maaf – red) bugil. Belum termasuk sejumlah artis yang juga melakukan hal serupa yang berhasil di tangkap oleh kamera handphone. Dan yang lebih parahnya lagi, masyarakat umum, hingga anak-anak yang notabene masih berstatus sekolah pun banyak bermunculan dalam peredaran pornografi telepon genggam.

Ada yang memang sengaja melakukan hal tersebut, namun tidak jarang pula karena faktor iseng-iseng belaka. Saking mudahnya orang mengambil gambar dengan kamera handphone, sehingga mereka menjadi jenuh dengan pose yang itu-itu saja, kemudian banyak yang tertantang untuk melakukkan pose yang lebih ‘berani’.

Namun tidak selamanya perkembangan teknologi foto digital berdampak negatif. Banyaknya momen-momen penting dan berharga bagi pengetahuan yang dapat langsung di rekam dan di sebar ke seluruh penjuru dunia dalam hitungan detik, menambah poin tersendiri bagi kelangsungan dunia digital.

Kalau sudah begini, tergantung siapa dan acuan apa yang di pakai untuk memaknainya. Menurut saya, yang pasti hari ini dunia telah mempersembahkan sebuah peradaban dengan kualitas pixel yang jauh lebih menyenangkan!


1 komentar:

Anonim mengatakan...

rokok tidak baik buat kesehatan...viva gg_kretek

F$!@K