Jumat, November 16, 2007

the spirit of street art


Kebiasaan melukis dinding/tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya, sebenarnya sudah ada sejak jaman manusia primitif tempo doeloe. Fungsinya, tidak lain sebagai sarana mistisme dan spiritual, demi membangkitkan semangat mereka ketika sedang berburu.
Di era modern seperti saat ini, kebiasaan yang kemudian di kenal sebagai seni grafiti/street art, timbul karena adanya desakan kesenjangan kelas-kelas dalam tatanan sosial yang terpola secara tidak sengaja oleh faktor-faktor seperti, ekonomi, sosial, serta politik pada saat itu. Banyaknya seniman yang tumbuh dari golongan masyarakat tertentu, lantas tidak mampu mengekspresikan aktifitas seninya dengan layak, membuat mereka tergerak untuk mulai menggunakan sarana yang tersedia dengan gratis di hampir seluruh bagian kota, yaitu tembok!


History

Grafiti, biasa juga di sebut ‘Street Art’, identik dengan seni underground yang berasal dari bahasa Itali yaitu "graffito" atau menggambar. Saat ini, seni grafiti/street art telah di akui menjadi bagian dari seni kontemporer. Sejarah grafiti/street art yang di kenal luas di seluruh dunia bermula pada tahun 1980-an, di kota New York, Amerika Serikat. Banyaknya bomber-bomber (sebutan untuk para street art) yang membom-bardir sudut-sudut kota Amerika pada saat itu cukup membuat kalang kabut pejabat pemerintahan, sampai-sampai pemerintah saat itu mengeluarkan larangan menjual cat semprot kepada mereka yang belum berumur 18 tahun ke atas. Dan para bomber yang tertangkap oleh Anti-Graffiti Task Force (pasukan yang bertugas memberantas bomber) pun di wajibkan membayar denda yang sangat berat, yaitu sebesar US$ 350.

Hingga akhirnya, juga di era yang sama, pemerintahan kota di beberapa negara bagian Amerika, termasuk Philadephia pun mengalah dan menyediakan lahan luas bagi para bomber untuk mengeksplorasi karya-karya mereka. Philadepia Anti-Graffiti Network (PAGN), yang sebelumnya merupakan sebuah jaringan yang begitu menentang seni grafiti, akhirnya pun luluh dan membentuk sebuah program yang di beri nama “Mural Arts Program”, yang khusus men-support segala bentuk aktifitas seni grafiti/street art di dalam satu komplek area. Dengan catatan, jika ada bomber yang membuat grafiti/street art di luar area tersebut, akan dikenakan sangsi sangat berat yang harus mereka terima.

Coretan-coretan yang merupakan bentuk pencurahan jiwa sosial dari para bomber tersebut umumnya bersifat pesan sindiran, dari yang antar geng hingga ke hal-hal yang bersifat politis. Banyak dari karya-karya grafiti yang mengkritisi kebijakan-kebijakan politik suatu pemerintahan, termasuk di Indonesia. Sebuah lagu berjudul “Coretan Dinding” yang dinyanykan oleh Iwan Fals, menceritakan bagaimana situasi politik saat itu yang termuat melalui bentuk-bentuk seni grafiti di banyak tempat, di Indonesia. Ketidakpuasan terhadap sistem atau apapun, biasanya merupakan inspirasi terbesar dari seni grafiti/street art.

Tidak hanya di Indonesia, bahkan hampir di seluruh penjuru dunia, memposisikan grafiti/street art dengan reputasi yang buruk di mata pemerintah. Seni ini seringkali dituduh sebagai media yang paling frontal untuk menghujat atau pun mengkritik keras pemerintahan sebuah negara. Seni yang dikategorikan ke dalam jenis seni underground (karena selalu dilakukan secara diam-diam) ini memang biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi di malam hari. Alexander Brener, adalah seorang tokoh yang sangat berjasa di bidang grafiti/street art. Lewat idenya yang brilian dan sentuhan tangan yang artistik, untuk pertama kalinya ia membawa politik ke dalam bidang seni. Ia sekaligus menjadi orang pertama yang menyuarakan politik lewat media seni grafiti/street art.

Choose Ur Style!

Memang tidak keseluruhan karya grafiti/street art itu jelek atau merusak keindahan kota. Banyak karya yang justru semakin mempercantik dinding/tembok yang tadinya kumuh, seperti kolong jembatan, atau bangunan-bangunan yang sudah usang. Di dalam seni grafiti/street art, terdapat berbagai macam style atau aliran seperti throw-up atau yang biasa disebut fill-in. Ini adalah sebuah tehnik menggambar dengan sangat cepat, yang menggunakan dua sampai empat warna. Kecepatan memang menjadi tujuan utama dari gaya ini.

Yang paling dianggap seru dan menarik dalam seni grafiti/street art adalah gaya yang biasa disebut dengan wildstyle. Maksudnya, pada gaya tersebut sang bomber dapat melakukan apa saja dari segi desain atau pemilihan warna. Kalau di olahraga basket kita kenal sama yang namanya freestyle, begitu juga di dalam dunia grafiti/street art, semakin ekstrim karya yang dihasilkan oleh seorang bomber, maka pride dari bomber tersebut pun akan semakin meningkat. Karya-karya yang dihasilkan dari gaya ini biasanya cenderung membuat orang yang melihat mengernyitkan dahinya, dan harus memperhatikan dengan lebih seksama agar dapat mengerti maksud dan maknanya.

Dari keseluruhan style menggambar dalam grafiti, yang paling penting adalah penorehan "tagging" atau signature dari sang bomber. Maksudnya, agar semakin mengkukuhkan eksistensi dari para bomber yang menghasilkan suatu karya. Semakin banyak grafiti ber-type dengan tag spesifik bertebaran, maka akan semakin terkenal pula pembuatnya di kalangan para bomber. Sign yang di buat oleh seorang bomber sekaligus juga menjadi semacam tanggung jawab karya yang telah dihasilkan.

Community...

Di Indonesia belakangan ini, undang-undang yang memperlakukan para bomber sebenarnya masih belum jelas. Paling-paling mereka -para bomber- harus selalu siap siaga jika berhadapan dengan para pamong praja yang selalu menjadi musuh bebuyutan. Kalau sudah begini, urusannya bisa damai di tempat, dengan syarat para bomber yang tertangkap harus menghapus karya mereka, dan membersihkan tembok seperti sedia kala.

Hampir dua tahun belakangan ini, fenomena grafiti/street art mulai mendapat apresiasi sebagai karya seni, dan disambut dengan cukup baik di Indonesia. Tercatat, telah banyak festival yang memiliki tema urban art seperti ini diadakan, dengan maksud untuk mewadahi mereka (bomber) yang terjun di dalam dunia grafiti/street art agar dapat lebih bebas berapresiasi dan di hargai. Mereka yang menyukai seni menggambar jalanan ini biasanya berkumpul di dalam sebuah wadah atau komunitas tertentu. Tiga komunitas besar yang cukup terkenal di Indonesia antara lain yaitu, Tembok Bomber, Royal Consortium, dan Vektorjunkie. So keep that spirit dude!