Ini rupa punya siapa? Penuh luka sejuta tanya. Dan sesap yang belum terucap, hingga akhirnya penuh tetap. Kita hadir disini, lantas diam mengingkari, sambut kabung beruntai-untai. Gembala kecil beriak, tergulung janji syahdu ombak. Matanya lekas - berusap riak. Bancak!
Ragaku senyap tersekat mimpi, melampaui kebengisan mega yang bersimbah nanti. Kini dan sesaat, pantun yang menepis sekelebat. Bukan muara tempat jiwa bertatap muka, namun riaknya berlomba-lomba. Menghadirkan senyum hampa. Tempat nuansa memuja berhala, dan sesosok patih Gajah Mada.
Ragaku senyap tersekat mimpi, melampaui kebengisan mega yang bersimbah nanti. Kini dan sesaat, pantun yang menepis sekelebat. Bukan muara tempat jiwa bertatap muka, namun riaknya berlomba-lomba. Menghadirkan senyum hampa. Tempat nuansa memuja berhala, dan sesosok patih Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar